askep jiwa halusinasi pendengaran
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN DIAGNOSA MEDIS F06.8
EPILEPSI PSIKOMOTOR DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI:
HALUSINASI PENDENGARAN PADA TN A DI RUANG MERPATI RUMAH SAKIT JIWA DR. RADJIMAN
WEDIODININGRAT LAWANG
Oleh kelompok 5:
1.
Defi Sri Lestari
(141602010)
2.
Imam Hanifah (141602018)
3.
M. Wahyu Maulana
Aziz (141602028)
4.
Yusi Krisdayanti
(141602053)
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG
DIII
KEPERAWATAN
TAHUN
AJARAN 2016/ 2017
LEMBAR
PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN DIAGNOSA MEDIS F06.8
EPILEPSI PSIKOMOTOR DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI:
HALUSINASI PENDENGARAN PADA TN A DI RUANG MERPATI RUMAH SAKIT JIWA DR. RADJIMAN
WEDIODININGRAT LAWANG
Telah
Disahkan :
Pada
:
Tanggal
:
Oleh kelompok 5:
1. Defi Sri Lestari
2. Imma Hanifah
3. M. Wahyu Maulana Aziz
4. Yusi Krisdayanti
Pembimbing
Akademik Pemimbing
Lahan
H.
Pawiono, SST., M. PH. M.
Supriyadi, S.Kep.,Ns,
Mengetahui
Kepala Ruang
M. Supriyadi, S.Kep.,Ns,
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Tanggal MRS :
19 November 2016
Tanggal dirawat di ruangan : 22 November 2016
Tanggal pengkajian :
30 Desember 2016
Ruang rawat :
merpati
A.
Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 34 tahun
Alamat : Pasuruan
Pendidikan : SMP
Agama : islam
Status : duda
Pekerjaan : wiraswasta
Jenis kelamin : laki-laki
Nomor CM : 1145xxx
B.
Alasan Masuk
1.
Data Primer
Pasien mengatakan dibawa ke
RSJ karena ngamuk-ngamuk, melempar barang di rumah.
2.
Data Sekunder
Hari kamis tanggal 17
November 2016 pasien kontrol, sorenya saat berada di rumah pasien ada masalah
dengan keluarga kemudian menyendiri di kamar lalu marah-marah, melempar barang.
Pasien sulit tidur.
3.
Keluhan Utama Saat Pengkajian
Tn A mengatakan mendengar
bisikan yang menyuruhnya tidak boleh tidur, disuruh melempar barang, suara
terdengar saat menyendiri pada saat
siang dan malam hari. Pasien merasa takut saat mendengar suara bisikan.
C.
Riwayat Penyakit Sekarang (faktor Presipitasi)
Pasien kambuh lagi setelah kontrol
hari kamis tanggal 17 November 2016 sebelum MRS penyebab kekambuhannya adalah
karena ada masalah keluarga (masalah dengan adik laki-lakinya). Gejalanya
marah-marah tanpa sebab, pasien ke kamar tiba-tiba mengamuk, sulit tidur
sehingga pasien dibawa berobat ke RSJ lawang untuk dirawat inap.
D.
Riwayat Penyakit Dahulu (faktor Predisposisi)
1.
Pernah mengalami
gangguan jiwa di masa lalu? Iya
Penjelasan:
Pasien sakit yang pertama kali sejak satu tahun yang lalu, gejalanya
marah-marah, sulit tidur, pernah dirawat di RSJ lawang satu kali. Pulang dari
RSJ sembuh. Pasien kontrol rutin tetapi pasien tidak minum obat secara teratur.
Diagnosa keperawatan: Regimen terapeutik inefektif
2.
Faktor penyebab
atau pendukung
a.
Riwayat trauma
No.
|
Riwayat
Trauma
|
Usia
|
Pelaku
|
Korban
|
Saksi
|
1.
|
Aniaya
fisik
|
|
|
|
|
2.
|
Aniaya
seksual
|
|
|
|
|
3.
|
Penolakan
|
|
|
|
|
4.
|
Kekerasan
dalam keluarga
|
34
tahun
|
ü
|
Tidak
ada
|
Adik
kandung
|
5.
|
Tindakan
kriminal
|
|
|
|
|
Penjelasan:
Pasien ada masalah keluarga. pasien marah-marah dengan
adik kandung, lalu menyendiri di kamar, tiba-tiba mengamuk melempari
barang-barang yang ada di sekitarnya.
Diagnosa keperawatan: Risiko perilaku kekerasan
b.
Pernah melakukan
upaya/ percobaan/ bunuh diri
Penjelasan:
Pasien tidak pernah melakukan upaya/ percobaan/ bunuh diri.
c.
Pengalaman masa
lalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan, kematian, perpisahan)
Penjelasan:
Pasien mengatakan sedih
karena gagal dalam pernikahan, cerai dengan istri, anak ikut
istri,
Diagnosa keperawatan: respon pasca trauma
d.
Pernah mengalami
penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
Jika ya
jelaskan:
Pasien menatakan menurut orang tua saya, saya sering
kejang-kejang saat masih kecil. Namun sekarang sudah tidak pernah kejang lagi.
e.
Riwayat
penggunaan NAPZA
Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan obat
terlarang.
3.
Upaya yang telah
dilakukan terkait kondisi di atas dan hasilnya:
Penjelasan:
Pasien dibawa ke RSJ dan hasilnya keluhan sedikit demi
sedikit berkurang hingga pulang dan jika kambuh pasien dibawa lagi ke RSJ
lawang.
4.
Riwayat penyakit
keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
jiwa.
E. Pengkajian Psikososial
1.
Genogram
Keterangan:
Laki-laki:
Perempuan:
Pasien:
Perkawinan:
Anak
kandung:
Meninggal dunia:
Tinggal serumah:
Cerai:
Penjelasan:
a.
Pola asuh: sejak
kecil Tn A tinggal dengan kedua orang tuanya. Sifat ibu dan ayahnya baik,
sabar, dan penuh kasih sayang.
b.
Komunikasi:
orang yang terdekat adalah ibu. namun tidak selalu menceritakan masalahnya
kepada orang terdekat.
c.
Pengambil
keputusan: di dalam keluarga pengambil keputusan adalah ayahnya, setelah cerai
dengan istri bila Tn. A ada masalah oleh keluarganya dibiarkan saja sehingga sering
marah-marah.
2.
Konsep diri
a.
Citra Tubuh
Tn. A mengatakan bagian
tubuh yang paling disukai adalah kumis Karena menarik. Tidak ada bagian tubuh
yang tidak disukai.
b.
Identitas
Tn. A sangat puas sebagai
seorang laki-laki karena sebagai seorang laki-laki kuat dan tampan.
c.
Peran
Saat di rumah Tn. A sebagai
kepala kelurga sebelum cerai dengan istri. Setelah cerai degan istri, Tn. A
merasa sedih karena tidak dapat menjalankan perannya sebagai ayah dan seorang
suami. Saat di rumah sakit kurang aktif dalam melakukan kegiatan sehari-hari
hanya mau mengikuti senam saja.
d.
Ideal Diri
Tn. A mengatakan ingin
segera pulang dan bisa bekerja kembali seperti saat saya sebelum dirawat
disini, saat di ruah saya bekerja sebagai penjual sehingga dapat memenuhi
kebutuhan keluarga. Tn. A mengatakan sedih karena kondisinya saat ini berada di
rumah sakit jiwa, merasa malu karena menurutnya tidak sakit jiwa.
e.
Harga Diri
Tn. A merasa sedih karena tidak dapat menjalankan perannya sebagai ayah
dan seorang suami. Tn. A mengatakan sedih karena kondisinya saat ini berada di
rumah sakit jiwa, merasa malu karena menurutnya tidak sakit jiwa.
Diagnosa kerawatan: Harga diri rendah
3.
Hubungan Sosial
a.
Orang yang
berarti/ terdekat
Orang yang paling dekat
dengan Tn. A adalah ibunya, namun tidak selalu menceritakan masalahnya kepada
orang terdekat.
b.
Peran serta
dalam kegiatan kelompok/ masyarakat dan hubungan social
Selama di rumah Tn. A sering
menyendiri, suka mengaji, hubungan dengan orang lain kurang. Saat di rumah
sakit pasien suka menyendiri, jalan-jalan sendiri. Berbicara bila ada perlunya.
c.
Hambatan dalam
berhubungan dengan orang lain
Tn. A mengatakan tidak ada
masalah berkomunikasi dengan orang lain, namun jarang berhubungan dengan orang
lain, hanya mau berbicara bila ada sesuatu yang penting. Tidak mau bergaul
dengan pasien yang lain karena mengganggap semuanya adalah orang tidak waras.
Diagnosa keperawatan: Menarik diri
4.
Spiritual
a.
Nilai dan
keyakinan
Tn. A mengaku agamanya
islam.
b.
Kegiatan ibadah
Tn. A mengatakan tidak
pernah sholat, perasaannya biasa saja ketika meninggalkan sholat.
F.
Pemeriksaan
Fisik
1.
Keadaan umum
Pasien jika diajak berbicara
menatap mata lawan bicara dengan tajam, penampilan sesuai dengan umur, bersih.
2.
Kesadaran
Kesadaran composmetis.
3.
Tanda- tanda
vital
Tekanan darah: 120/80 mmhg
Nadi: 92x/ menit
Suhu: 36,8 derajat celcius
Pernafasan: 22x / menit
4.
Ukur
Berat badan: 51kg
Tinggi badan: 170 cm
5.
Keluhan fisik
Penjelasan:
Tn. A dulu pernah kejang tetapi sekarang tidak pernah.
G. Status Mental
1.
Penampilan
(penampilan usia, cara berpakaian, kebersihan)
Penjelasan:
Cara berpakaian Tn. A memakai seragam rumah sakit, tidak terbalik, Tn. A mengatakan mandi dua
kali sehari yaitu pagi dan sore. Badan dan rambut tidak kotor.
2.
Pembicaraan
(Frekuensi, volume, jumlah, karakter)
Penjelasan:
Pandangan mata tajam, frekuensi lambat, volume keras, jumlah terkadang
banyak terkadang sedikit, jawaban sesuai dengan pertanyaan.
3.
Aktifitas
motorik/ Psikomotor
a.
Kelambatan:
Katalepsi
penjelasan:
Aktifitas ini muncul bila pasien habis kejang
b.
Peningkatan:
1)
Katapleksi
penjelasan: Pasien sering mondar-mandir seperti orang bingung
2)
Kompulsif:
Epilepsi
penjelasan: Pasien mempunyai riwayat kejang, aktifitas ini terjadi pada
saat kejang.
4.
Mood dan Afek
a.
Mood: Khawatir
Penjelasan:
Pasien mengatakan merasa khawatir tidak bisa pulang dari rumah sakit,
pengen cepat pulang. Pasien terlihat sering melamun, gelisah.
b.
Afek: Tumpul/
Dangkal/ Datar
Penjelasan:
Perilaku Tn. A tidak ada perubahan roman muka saat menceritakan sedih
ataupun gembira, tatapan tetap tajam.
Diagnosa keperawatan: ansietas ringan
5.
Interaksi Selama
Wawancara: Mudah tersinggung
penjelasan:
Saat berbicara Tn. A menunjukkan sikap permusuhan, mudah tersinggung,
tatapan mata tajam seperti orang mau marah.
Sesekali menunduk saat diajak berbicara.
Diagnosa Keperawatan: risiko perilaku kekerasan
6.
Persepsi Sensori
a.
Halusinasi:
Pendengaran
b.
Ilusi: Tidak ada
Penjelasan:
Tn A mengatakan mendengar bisikan yang menyuruhnya tidak boleh tidur,
disuruh melempar barang, suara terdengar saat menyendiri pada saat siang dan malam hari. Pasien merasa takut
saat mendengar suara bisikan.
Diagnosa Keperawatan: Halusinasi Pendengaran
7.
Proses Pikir
a.
Arus Pikir:
1)
Koheren
2)
sirkumtansial
Penjelasan:
Pasien dapat menjawab setiap diajak berbicara namun jawabannya
berbelit-belit.
b.
Isi Pikir:
Pikiran curiga
Penjelasan:
Tn. A tidak percaya dengan orang lain, selalu curiga dengan orang yang
mengajak berbicara
c.
Bentuk Pikir:
1)
Non realistik
2)
otistik
Penjelasan:
Tn. A mengatakan dirinya tidak sakit, pengen cepat pulang, tidak mau
berkumpul dengan orang sakit jiwa. Dia
berada pada dunianya sendiri/ halusinasinya.
8.
Kesadaran
a.
Orientasi
(Waktu, Tempat, Orang)
Penjelasan:
Waktu: Pasien mengatakan saat pengkajian adalah siang hari
Tempat: Pasien mengatakan saat ini sedang berada di RSJ Lawang ruang
Merpati.
Orang: Pasien mampu menyebutkan nama perawat yang ada disekitarnya
b.
Menurun:
Kesadaran berubah
Penjelasan:
Kesadaran pasien berubah yaitu berada pada dunianya (halusinasi),
terbukti pasien masih mendengar suara bisikan-bisikan yang menyuruhnya tidak
boleh tidur dan menyuruh melempari barang.
9.
Memori
a. Gangguan daya ingat jangka panjang (>1 bln)
Penjelasan: Pasien mengatakan tiga bulan yang lalu
saat kesini saya diantar oleh adik kandung saya.
b. Gangguan daya ingat jangka menengah (24 jam-<1 bln)
Penjelasan: Pasien mengatakan satu minggu terakhir
mahasiswa yang praktik adalah dari Kediri.
c. Gangguan daya ingat pendek (kurun waktu 10 detik-15
menit)
Penjelasan: Pasien mengatakan tadi saya makan sama
ikan telor dan sayur tahu.
10. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
a. Konsentrasi: Mudah beralih
Penjelasan: Tn. A jika diajak bicara sering
mengalihkan pembicaraan
b. Berhitung
Penjelasan: Tn. A mampu berhitung secara sederhana,
100+5= Tn. A menjawab 105
11. Kemampuan Penilaian: gangguan ringan
Penjelasan:
Pasien dapat mengambil keputusan secara sederhana
dengan bantuan perawat
12. Daya Tilik Diri: Mengingkari penyakit yang diderita
Penjelasan: Tn. A merasa tidak sakit jiwa, pengen segera pulang.
Diagnosa Keperawatan: gangguan proses pikir
H.
Kebutuhan Persiapan Pulang
1.
Kemampuan klien
memenuhi kebutuhan
a.
Perawatan
Kesehatan dan transportasi
Tn. A mengatakan kalau sakit
saya akan ke puskesmas , biasanya diantar oleh saudara saya dengan sepeda
motor.
b.
Tempat tinggal
Tn. A mengatakan setelah
pulang dari sini saya akan tinggal bersama keluarga.
c.
Keuangan dan
kebutuhan lainnya
Tn. A mengatakan untuk
memenuhi kebutuhannya akan bekerja berjualan seperti dulu sebelum masuk rumah
sakit ini.
2.
Kegiatan hidup
sehari-hari
a.
Perawatan diri
1)
Mandi
Penjelasan: Tn. A mengatakan mandi dua kali sehari pagi dan sore
menggunakan sabun.
2)
Berpakaian,
berhias, dan berdandan
Penjelasan: Tn. A ganti baju satu kali sehari, pakaian yang digunakan
sesuai dan tidak terbalik.
3)
Makan
Penjelasan: Tn. A makan tiga kali sehari di ruang makan dan di taman, habis
satu porsi, dan alat makan dicuci sendiri.
4)
Toileting
(BAK,BAB)
Penjelasan: Tn. A BAK dan BAB di kamar mandi, tidak mengalami kesulitan
dan selalu dibersihkan.
b.
Nutrisi
Berapa frekuensi makan dan frekuensi kudapan dalam sehari?
Tn. A makan tiga kali sehari diruang makan dan di taman habis satu
porsi. Alat makan dicuci sendiri.
Bagaimana nafsu makannya?
Nafsu makan Tn. A baik. Bagaimana berat badannya
Berat badan Tn. A 51 kg, tidak mengalami penurunan selama dirawat inap.
c.
Tidur
1.
Istirahat dan
tidur
Tidur siang, lama - s/d -
Tidur malam, lama 21.00 WIB s/d 04.00 WIB
Penjelasan:
Aktifitas sebelum tidur: makan, mandi
Aktifitas sesudah tidur: Jalan-jalan dilingkungan rumah sakit, senam
bersama
2.
Gangguan tidur:
Lain-lain
Penjelasan: Tn. A mengatakan tidur malamnya nyenyak selama perawatan
selalu bias tidur setelah minum obat
3.
Kemampuan
lain-lain
a.
Mengantisipasi
kebutuhan hidup: Tn. A mengatakan ingin bekerja kembali
b.
Membuat
keputusan berdasarkan keinginannya: Tn. A mengatakan akan bekerja kembali
setelah pulang dari rumas sakit jiwa ini
c.
Mengatur
prnggunaan obat dan melakukan pemeriksaan kesehatannya sendiri: Tn. A
mengatakan saat dirumah sakit saya minum obat sesuai dengan aturan yang
disediakan oleh perawat. Tn. A mengatakan obatnya dipegang oleh saudara saya
dan setelah pulang akan control di puskesmas saja lebih dekat.
4.
Sistem Pendukung
a.
Keluarga: Ya
Penjelasan: Tn. A mengatakan keluarga yang mengantar control dan juga
membantu segala kebutuhan sehari-hari.
b.
Kelompok Sosial:
Ya
Penjelasan: Tn. A mengatakan saat dirumah aktif dalam mengaji dan kurang
berinteraksi dengan tetangga rumah.
I.
Mekanisme Koping
Penjelasan: Tn. A mengatakan bila ada masalah terkadang tidak mampu
menyelesaikannya, biasanya mengurung diri dikamar dan akan berusaha
membanting-banting barang yang ada disekitar.
J.
Masalah Psikososial Dan Lingkungan
a.
Masalah dengan
dukungan kelompok, spesifiknya
Penjelasan:
Tn. A mengatakan sebelum sakit aktif dalam mengaji diterima baik oleh
teman-temannya dan harapannya setelah pulang masih diterima lagi.
b.
Masalah
berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya
Penjelasan:
Tn. A mengatakan lingkungannya dan masyarakat yang tinggal disekitar
rumahnya mau menerima keadaannya apa adanya.
c.
Masalah dengan
pendidikan, spesifiknya
Penjelasan:
Tn. A mengatakan merasa puas dengan pendidikannya sehingga bias membaca.
d.
Masalah dengan
pekerjaan, spesifiknya
Penjelasan:
Tn. A mengatakan rasa puas dengan pekerjaannya yang bekerja sebagai
penjual taqwa (sarung), dengan pekerjaannya itu, Tn. A mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya.
e.
Masalah dengan
perumahan, spesifiknya
Penjelasan:
Tn. A mengatakan merasa senang dirumahnya, karena rumahnya sangat
bersih, banyak jendela sehingga rumah terlihat terang, di halaman banyak
pohon-pohon.
f.
Masalah dengan
ekonomi, spesifiknya
Penjelasan: Tn. A mengatakan dengan pekerjaannya sebagai penjual taqwa
(sarung) mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan bias membantu ekonomi
keluarga orangtuanya
g.
Masalah dengan
pelayanan kesehatan, spesifiknya
Penjelasan: Tn. A mengatakan puas dengan pengobatan yang dilakukan
dirumah sakit, dan pengobatan jalan yang dilakukan di puskesmas. Perawat dan
dokternya baik-baik.
h.
Masalah lainnya,
spesifiknya
Penjelasan: Tn. A ingin cepat pulang dari rumah sakit ingin segera berkumpul dengan keluarga dan ingin segera
bekerja kembali.
Diagnosa Keperawatan:
K.
Aspek Pengetahuan
a.
Penyakit/
gangguan jiwa: Tn. A mengatakan tidak sakit jiwa. Dibawa kerumah sakit jiwa
merupakan cobaan dari Tuhan.
b.
Sistem
pendukung: Tn. A mengatakan keluarga selalu mengantarkan untuk kontrol
c.
Faktor
presipitasi: Tn. A mengatakan kambuh lagi karena tidak mau minum obat
d.
Penatalaksanaan:
Tn. A ngatakan saya sekarang sedang sakit namun bukan sakit jiwa namun saya
membutuhkan obat.
e.
Lain-lain:
koping
Tn. A mengatakan jika ada masalah yang tidak bias diatasi Tn. A
cenderung diam, mengurung diri dan membanting benda-benda disekitar.
L.
Aspek Medis
1.
Diagnosis Medis
F06.8 (Epilepsi Psikomotor)
2.
Diagnosa Multi axis
Axis I : F06.8
Axis II
Axis III
Axis IV : masalah psikososial dan lingkungan lainnya
Axis V : 20-11
3.
Terapi Medis (tanggal
30 Januari 2017)
1.
Karbamazepin
200mg 11/2-11/2-11/2
2.
Clobazam 10mg 0-0-1
3.
Respiredone 2mg
1-0-1
4.
Triheksilpenidil
2mg 1-0-1
5.
Phenitoin 100mg 1-0-1
M.
Analisa Data
No.
|
Data
|
Diagnosa
Keperawatan
|
1.
|
Ds. Tn.
A mengatakan mendengar suara bisikan tidak boleh tidur, disuruh melempari
barang saat menyendiri, pada siang dan malam hari.
Do.
-
pasien sering mondar-mandir
-
pasien menyendiri
-
pasien melamun
|
Gangguan
sensori dan persepsi: Halusinasi pendengaran
|
2.
|
Ds. Tn.
A mengatakan mendengar suara bisikan tidak boleh tidur, disuruh melempari
barang saat menyendiri, pada siang dan malam hari.
Do.
-
Pandangan mata tajam
-
Volume pembicaraan keras
-
Pasien mondar-mandir
|
Risiko
perilaku kekerasan
|
3.
|
Ds: pasien mengatakan
kontrol rutin semenjak satu tahun yang lalu pulang dari RSJ tetapi tidak
minum obat secara teratur.
Gejala kekambuhan
menyendiri, marah-marah dan membanting barang di rumah dan sulit tidur.
Pasien mengatakan
pernah dirawat di RSJ lawang satu kali, satu tahun yang lalu.
Do: - pasien kambuh
lagi dan MRS pada tanggal 19 November 2016
|
Regimen terapeutik
inefektif
|
4.
|
Ds: Pasien
mengatakan sedih
karena gagal dalam pernikahan, cerai dengan istri, anak ikut istri.
Do: - pasien sering
melamun
-
Pasien
nampak gelisah
|
Respon pasca trauma
|
5.
|
Ds: - pasien mengatakan tidak
mau bergaul dengan pasien yang lain karena menggap semuanya tidak waras.
Pasien
mengatakan mau berbicara bila ada perlunya.
Do: - pasien terlihat suka menyendiri
-
Mondar-mandir
|
Menarik diri
|
6.
|
Ds:- pasien mengatakan
malu karena kondisinya saat ini berada di rumah sakit jiwa.
-
Pasien
mengatakan sedih karena tidak bisa menjalankan perannya sebagai seorang ayah
dan suami
Do: - pasien terlihat suka menyendiri
-
Mondar-mandir
-
Interaksi
selama wawancara mudah tersinggung
-
Saat
diajak bicara sesekali menunduk
|
Harga diri rendah
|
7.
|
Ds: -
pasien mengatakan dirinya tidak sakit jiwa
-
Ingin cepat pulang
Do: - proses pikir sirkumtansial (bila diajak
berbicara jawaban berbelit-belit)
-
Bentuk pikir non realistik dan otistik
-
Konsentrasi mudah beralih, bila diajak berbicara
selalu mengalihkan pembicaraan.
|
Gangguan proses pikir
|
N.
Daftar Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan sensori dan persepsi: Halusinasi pendengaran
2. Risiko perilaku kekerasan
3. Regimen
terapeutik inefektif
4. Respon
pasca trauma
5. Menarik
diri
6.
Harga diri rendah
7.
Gangguan proses pikir
O.
Masalah
Resiko perilaku mencederai diri sendiri, orang lain,
lingkungan
Gangguan
sensori persepsi: halusinasi pendengaran
Isolasi
sosial: menarik diri
Gangguan
konsep diri: harga diri rendah
P.
Prioritas Diagnosa Keperawatan
1.
Gangguan sensori
persepsi: Halusinasi Pendengaran
Rencana
Tindakan Keperawatan
Klien
dengan: Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran
Nama Klien: Tn. A Dx
Medis: F06.8
No. CM: 1145xx Ruangan: Merpati
No.
|
Dx.
Keperawatan
|
Perencanaan
|
||
Tujuan
|
Kriteria
Evaluasi
|
Intervensi
|
||
1.
|
Gangguan Sensori
Persepsi: Halusinasi Pendengaran
|
TUM:
Klien tidak
mencederai diri, orang lain, atau lingkungan
TUK:
1.
Klien
dapat membina hubungan saling percaya
|
Setelah dilakukan
satu kali interaksi klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat,
dengan k riteria hasil:
-
Membalas
sapaan perawat
-
Ekspresi
wajah bersahabat dan senang
-
Ada
kontak mata
-
Mau
berjabat tangan
-
Mau
menyebutkan nama
-
Klien
mau duduk berdampingan dengan perawat
-
Klien
mau mengutarakan masalah yang dihadapi
|
1. Bina hubungan saling percaya
dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
a.
Sapa
klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
b.
Perkenalkan
diri dengan sopan
c.
Tanyakan
nama lengkap klien dan nama panggilan kesukaan klien
d.
Jelaskan
maksud dan tujuan berinteraksi
e.
Berikan
perhatian pada klien, perhatikan kebutuhan dasarnya
2. Beri kesempatan klien
mengungkapkan perasaannya
3.
Dengarkan
ungkapan klien dengan empati
|
|
|
2.
TUK
2:
Klien
dapat mengenal halusinasinya
|
Klien mampu
mengenal halusinasinya dengan criteria hasil:
-
Klien
dapat menyebutkan waktu timbul halusinasi
-
Klien
dapat mengidentifikasi kapan frekwensi, situasi saat terjadi halusinasi
-
Klien
dapat mengungkapkan perasaan saat muncul halusinasi.
|
1. Adakan kontak sering dan
singkat secara bertahap
2. Tanyakan apa yang didengar dari
halusinasinya
3. Tanyakan kapan halusinasinya
dating
4. Tanyakan isi halusinasinya
5. Bantu klien mengenal halusinasi
-
Jika
menemukan pasien sedang halusinasi tanyakan apakah ada suara yang didengar
-
Jika
pasien menjawab ada, lanjutkan apa yang dikatakan
-
Katakan
bahwa perawat percaya, pasien mendengar suara itu, namun perawat sendiri
tidak mendengarnya ( dengan nada bersahabat tanpa menuduh/ menghakimi)
-
Katakan
bahwa pasien lain juga ada yang seperti pasien
-
Katakan
bahwa perawat akan membantu pasien
6. Diskusikan dengan klien:
-
Situasi
yang menimbulkan/ tidak menimbulkan halusinasi
-
Waktu,
frekwensi terjadinya halusinasi (pagi, sore, siang dan malam/ atau jika
sendiri, jengkel atau sedih)
7.
Diskusikan
dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah, takut, sedih,
senang, beri ksempatan pasien mengungkapkan perasaannya)
|
|
|
TUK 3:
Klien dapat
mengontrol halusinasinya
|
-
Klien
dapat mengidentifikasi tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan halusinasi
-
Klien
dapat menunjukkan cara baru untuk mengontrol halusinasinya
|
1. Identifikasi bersama pasien
tindakan yang bias dilakukan bila terjadi halusinasi
2. Diskusikan manfaat dan cara
yang digunakan klien, jika bermanfaat beri pujian
3. Diskusikan cara baik memutus
atau mengontrol halusinasi
-
Tutup
mata, telinga, katakana “ Saya tidak mau dengar, kamu suara palsu”
-
Temui
orang lain atau perawat untuk bercakap-cakap atau mengatakan halusinasi yang
didengar
-
Membuat
jadwal kegiatan sehari-hari
-
Meminta
teman, keluarga atau perawat menyapa klien jika tampak bicara sendiri atau
melamun
4. Bantu klien memilih dan melatih
cara mengontrol halusinasi secara bertahap
5. Beri kesempatan untuk melakukan
cara yang dilatih, evaluasi hasilnya jika benar beri pujian
6.
Anjurkan
klien mengikuti TAK jenis orientasi realita atau stimulasi persepsi:
|
|
|
TUK 4:
Klien dapat
dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
|
-
Klien
dapat memilih cara mengatasi halusinasi
-
Klien
melaksanakan cara yang telah dipilih memutus halusinasinya
|
1. Anjurkan klien memberitahu
keluarga jika mengalami halusinasi
2. Diskusikan dengan keluarga
(Pada saat keluarga berkunjung atau kunjungan rumah)
-
Gejala
halusinasi yang dialami pasien
-
Cara
klien dan keluarga yang dapat memutus halusinasi
-
Cara
merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi dirumah:
Beri
kegiatan, jangan biarkan sendiri
-
Beri
informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat bantuan halusinasi tidak
terkontrol dan risiko mencederai orang lain
3. Diskusikan dengan klien dan
keluarga tentang jenis, dosis, frekwensi dan manfaat obat
4.
Pastikan
klien minum obat sesuai dengan program dokter
|
|
|
TUK 5:
Klien dapat
menggunakan obat dengan benar untuk mengendalikan halusinasi
|
-
Keluarga
dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
-
Keluarga
dapat menyebut pengertian, tanda dan tindakan untuk mengalihkan halusinasi
-
Klien
dan keluarga dapat menyebutkan manfaat, dosis dan efek samping obat
-
Klien
minum obat teratur
-
Klien
dapat informasi tentang manfaat dan efek samping obat
-
Klien
dapet memahami akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
-
Klien
dapat menyebutkan prinsip 5 benar penggunaan obat
|
1. Anjurkan klien bicara dengan
dokter tentang manfaat dan efek samping obat yang dirasakan
2. Diskusikan akibat berhenti obat
tanpa konsultasi
3.
Bantu
klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
|
Implementasi dan Evaluasi
Nama: Tn. A Ruang:
Merpati RM
No. 1145XX
No.
|
Tanggal dan
Jam
|
Implementasi
Keperawatan
|
Evaluasi
|
|
30 Januari 2017
16.00
|
1. Membina hubungan saling percaya dengan pasien
2. Membantu pasien mengenal halusinasi, isi, jenis, waktu, frekwensi
halusinasi
3. Menjelaskan cara cara mengontrol halusinasi
4. Mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama:
menghardik halusinasi
|
S: - pasien mau memperkenalkan dirinya
-
Pasien mau menceritakan
isi, jenis, waktu, frekuensi halusinasi
-
O: Pasien dapat memperagakan cara menghardik
-
Pasien mampu mengenal isi,
jenis, waktu, dan frekwensi halusinasi.
-
Pasien mengetahui cara
mengontrol halusinasi
A: Masalah halusinasi belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
1. Evaluasi cara menghardik
2. Lanjutkan SP 2
-
Evaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
-
Melatih mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap
-
Menganjurkan memasukkan
jadwal kegiatan harian
|
|
|
1. Mengevaluasi cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua: bercakap-cakap
3. Menganjurkan memasukkan kejadwal latihan harian
|
S: Pasien mengatakan mengerti cara mengontrol
halusinasi yang pertama dan kedua
O:
-
Pasien dapat memperagakan
cara mengontrol, menghardik dan bercakap-cakap
-
Pasien tidak banyak
melamun
A: Masalah halusinasi belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
-
Evaluasi kegiatan harian
yang sudah dimasukkan jadwal
-
Melatih mengontrol
halusinasi dengan cara melakukan kegiatan
-
Memasukkan jadwal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Terimakasih sangat bermanfaat
BalasHapusWater Hack Burns 2lb of Fat OVERNIGHT
BalasHapusOver 160 thousand women and men are using a easy and secret "liquids hack" to drop 1-2lbs every night in their sleep.
It's effective and it works on everybody.
Here's how to do it yourself:
1) Grab a glass and fill it with water half glass
2) Proceed to do this proven hack
so you'll be 1-2lbs lighter the very next day!